Sejarah Tari Legong
Tari Legong adalah salah satu karya tari yang paling indah dari Bali. Tari
Legong termasuk dalam tari klasik, karena awal mulanya berawal dari Istana
Kerajaan di Bali pada abad ke 19. Dulu tarian ini hanya dapat dinikmati oleh
keluarga kerajaan saja sebagai tari hiburan untuk keluarga di Istana. Para
penari nya didaulat untuk menarikan tarian ini dihadapan sang Raja dan pastinya
merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa bagi para penari. Tari Legong ini juga
merupakan tarian sakral yang hanya dipentaskan di Pura untuk mengiringi upacara
keagamaan umat Hindu.
Kata Legong berasal dari kata “Leg” yang artinya gerakan yang luwes atau
lentur, di iringi “Gong” yang artinya Gamelan, suatu alat musik yang bersuara
syahdu. Menurut Babad Dalem (catatan sejarah) Sukawati, asal mula traian ini
berawal dari mimpi I Dewa Agung Made Karna, Raja dari Sukawati yang berkuasa
pada tahun 1775-1825 M yang sedang bertapa di Pura Jogan Agung Desa Ketewel (sekarang
wilayah Sukawati). Ia bemimpi melihat bidadari cantik yang sedang menari di
surga, mereka menari dengan memakai hiasan kepala yang terbuat dari emas.
Ketika ia tersadar, ia segera memerintahkan Bendesa (Kepala Desa) Ketewel untuk
membuat beberapa topeng yang wajahnya tampak dalam mimpi nya dan memerintahkan
pula untuk membuatkan tarian yang tampak dalam mimpi nya. Akhirnya Bendesa
Ketewel mampu menyelesaikan 9 buah topeng yang diperintahkan oleh sang raja I
Dewa Agung Made Karna. Pertunjukan Tari Legong pun dipentaskan di Pura Jogan
Agung. Awal mulanya, penari Legong ditarikan oleh dua orang gadis yang belum
mendapatkan haid. Kedua penari selalu dilengkapi dengan kipas sebagai properti,
dan inilah yang menjadi ciri khas dari tari Legong. Dalam tarian ini, terdapat
juga penari tambahan yang disebut condong,
penari ini tidak membawa kipas.
Adapun gamelan yang digunakan dalam tari Legong ini adalah Gamelan Semar
Pagulingan. Struktur tari Legong ini terdiri dari : papeson, pangawak, pengecet
dan pekaad. Sebagai pembukaan nya, penari condong tampil di bagian awal dengan
menggunakan kostum dominan berwarna merah dan membawa 2 kipas untuk diberikan
kepada 2 penari legong lainnya. Kemudian disusul oleh dua penari Legong yang
menggunakan kostum berwarna hijau, masuk dengan posisi berhadapan dengan penari
Condong. Namun, ada juga tari Legong yang tidak menampilkan tokoh Condong
sebagai pembukaan.
Tari legong ini lah tarian pertama saya tampil di kampus (Institut Seni
Indonesia) Denpasar, kami memakai kostum tari yang keren banget guys,, salut
dengan ide kostum tari di Bali, super keren,,
setelah beberapa bulan latihan, 4 jam make up n dress up, kami tampil di hadapan para dosen untuk mengikuti ujian Tari Legong, jadi, foto diatas merupakan foto dimana saya dan teman-teman saya mengikuti ujian Tari Legong ............... senang sekali dapat mempelajari tarian ini, walaupun saya datang dari luar Bali, tetapi sangat tertantang untuk belajar kebudayaan baru yang sebelumnya tidak pernah saya pelajari, saya bangga kuliah di Institut Seni Indonesia Denpasar.
Komentar
Posting Komentar